Wacana pemindahan ibu kota negara saat ini masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan hal tersebut tak luput dari pendapat pro dan kontra. Ternyata rencana pemindahan ibu kota sudah dicanangkan sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Pemindahan ibu kota bertujuan untuk memisahkan ibu kota berbasis bisnis dan ibu kota khusus administrasi pemerintahan. Namun wacana tersebut belum terlaksana dan pada masa pemerintahan Pemerintahan Jokowi ini akan mulai dilaksanakan. Hal tersebut dicanangkan berdasarkan hasil pertimbangan melihat semakin banyaknya permasalahan di ibu kota saat ini dan daya dukung untuk pemerintahan masa depan yang kurang baik.
Permasalahan Ibu Kota Saat Ini
1. Jumlah populasi meningkat
Jakarta menjadi kota utama penduduk urbanisasi. Melihat peluang yang tinggi membuat penduduk luar daerah berbondong-bondong datang ke ibu kota, ada yang mencari peruntungan pekerjaan, ada pula yang datang untuk mengejar pendidikan.
2. Penurunan permukaan air tanah
Tanpa disadari penurunan permukaan air tanah menjadi salah satu masalah Jakarta saat ini, penyebabnya adalah semakin banyaknya pembangunan dan kendaraan bermuatan lebih untuk pembangunan. Hal tersebut membuat Kota Jakarta beresiko cepat tenggelam di masa depan.
3. Polusi
Banyaknya pengguna kendaraan pribadi menyebabkan polusi udara, sehingga kualitas udara di ibu kota semakin tidak layak. Selain itu, banyaknya pembangunan dan musim kemarau juga mempengaruhi kualitas udara di Jakarta. Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) DKI Jakarta, kondisi udara saat ini di wilayah ibu kota pada kondisi sedang – tidak sehat (75-124). Kondisi udara dapat semakin buruk pada saat malam hari (data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, update tanggal 25/07/2019 pukul 15.00) sumber: http://iku.menlhk.go.id/.
![]() |
Sampah di Jakarta membludak sumber foto: beritatagar.id |
Permasalahan kedua adalah polusi lingkungan. Banyaknya sampah yang dihasilkan sebanyak 7500 ton setiap harinya yang mayoritas berasal dari limbah rumah tangga di Jakarta. Apalagi masih adanya masyarakat yang membuang sampah di sungai ataupun parit, sehingga menghambat aliran air. Hal tersebut juga menyebabkan ketersediaan air bersih berkurang di Kota Jakarta. sumber: https://megapolitan.kompas.com/.
![]() |
Kondisi banjir di Kota Jakarta sumber foto: cnnindonesia.com |
4. Banjir
Drainase yang buruk menjadi salah satu pemicu utama seringnya terjadi banjir di ibu kota. Banyaknya pemukiman kumuh, perilaku membuang sampah di kali/sungai dapat menjadi faktor pemicu buruknya drainase.
5. Ketimpangan sosial ekonomi
Tingginya biaya hidup di ibu kota menjadi salah satu kekhawatiran masyarakat, baik biaya tempat tinggal, pendidikan maupun kesehatan. Masih ada sebagian masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, sehingga tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedikitnya lapangan pekerjaan menjadi keluhan lain pada masyarakat, sehingga membuat semakin banyaknya pengangguran di ibu kota. Selain itu, kurangnya lapangan pekerjaan membuat tingkat kriminal meningkat, masyarakat melakukan hal-hal yang berbahaya dan kriminal untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut membuat ibu kota dirasa semakin tidak aman.
6. Macet
Meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi di ibu kota membuat kemacetan semakin parah, terutama saat jam berangkat dan pulang kerja. Meskipun sudah ada rekayasa jalur lalulintas dan peningkatan kualitas transportasi umum, tetapi masih belum mampu mengatasi masalah kemacetan di ibu kota.
Berdasarkan rentetan masalah yang dialami jakarta saat ini, pemerintah memberikan solusi yakni dengan memindahkan ibu kota administrasi pemerintahan. Dengan adanya pemindahan ibu kota tersebut diharapkan dapat menjadikan Indonesia semakin baik dan maju. Ternyata masyarakat pun sangat antusias mendengar wacana tersebut, bahkan mereka juga berharap bahwa kota mereka yang menjadi pilihan ibu kota baru, dengan harapan pembangunan infrastruktur berkembang baik dan semakin maju.
![]() |
Presiden Jokowi tinjau salah satu lokasi calon ibu kota baru sumber foto: finance.detik.com |
Beberapa tokoh politik Indonesia juga memberikan pendapat pro dan kontra terhadap wacana pemindahan ibu kota. Ternyata banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut. Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Achmad Hafidz Tohir mengatakan bahwa pemindahan ibu kota kurang tepat karena saat ini angka kemiskinan di Indonesia masih tinggi. Hal tersebut juga sesuai penyataan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon yang mengatakan bahwa wacana pemindahan ibu kota dinilai tidak masuk akal, karena kondisi keuangan negara sedang sulit. sumber: www.merdeka.com
Dibalik pernyataan kontra tersebut, ternyata pemindahan ibu kota memiliki peluang yang baik untuk ke depannya. Menurut pendapat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Jakarta sudah tidak memiliki daya dukung yang baik, karena jakarta saat ini sudah berkembang sangat pesat. Oleh karena itu, dengan adanya pemindahan ibu kota sekaligus dapat melaksanakan pemerataan pembangunan intrastruktur di nusantara. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong juga menyatakan bahwa pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa juga akan membawa dampak positif pada dunia usaha, terutama peluang bagi para investor, karena dengan adanya ibu kota baru, maka akan tercipta kota metropolitan baru. sumber: www.merdeka.com
Sebagai generasi milenial, kami juga berharap dengan adanya ibu kota baru dapat menjadi peluang baru dalam meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur, lowongan pekerjaan, serta kualitas pendidikan dan kesehatan, terutama daerah di luar Pulau Jawa. Diharapkan wilayah tersebut dapat berkembang dan bisa bersaing dengan negara maju lainnya, namun tetap menjaga tradisi Indonesia dengan masyarakat yang sopan dan santun. Tidak banyak harapan yang bisa diungkapkan, namun seluruh masyarakat berharap dengan adanya ibu kota baru menjadi hal positif bagi seluruh kalangan.
Wrote by Anggita Diah Hadi Ratnasari